On the basis of

"Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku amalan apa yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka."

Lalu, Rasulullah SAW menjawab, "(Yang pertama) engkau menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu dengan-Nya, (yang kedua) mendirikan salat, (yang ketiga) menunaikan zakat, dan (yang keempat) menyambung tali silaturahmi."

Silsilah BANI INDU SLATRI The Big Family

Siapa yang akan menjadi Presiden RI masa datang ?

Diriwayatkan dari Deni Purnomo dari Kuntari dari Sipah Jarkasih dari Rasilam dari orang tua pinter yang berasal dari daerah Banten, bahwa entah dari turunan siapa, entah kapan waktunya, turunan Bani Indu itu akan ada yang menjadi Persiden Republik Indonesia.

Penulis tertawa mendengar pernyataan tersebut, seakan tak percaya. Tapi kemudian setelah penulis menyusun Silsilah Bani Indu Slatri, didapati hampir semua kota di seluruh wilayah Indonesia ada tinggal keturunan Indu. Ternyata pernyataan tersebut tidak berlebihan, amiin .

(ditulis oleh : Drs. H. IMAM RUMAMBI, M.Pd - Sodikun)

Silsilah ini dimulai dari orang tua Indu Jayus yaitu, KATIJEM (Raden Kerta Dinata) yang dijuluki Indu pertama, tradisi zaman itu, panggilan bagi seorang anak adalah nama orang tuanya ( istilah Jawa disebut talent anak). (sumber: Syaechudin dan Deni Purnomo dari Hj. Uminah bt Jayus) KAPIJEM + (INDU) RADEN KERTA DINATA Punya anak :

  • 1. INDU KAWEL

  • 2. INDU NYI MONCOL

  • 3. INDU WAPI SARPAN/ SUKALILA/ PERLOT

    SUKALILA adalah anak ketiga dari R K DINATA, dikisahkan bahwa WAPI SARPAN alias SUKALILA mempunyai seekor kuda yang sangat bagus, kuda tersebut banyak yang naksir, beberapa orang menawar dengan harga tinggi, tapi Wapi Sarpan tidak mau, Wapi Sarpan tidak akan menjual kuda tersebut. Ketika Bupati Brebes - belum ditelusuri waktu itu bupati Brebes Siapa? - meminta kuda tersebut Wapi Sarpan memberikanya secara SUKARELA, kemudian Bupati menyebut SUKALILA, selanjutnya orang – orang menyebut SUKALILA dengan sebutan SUTALITA. (Sumber: Malik Ibrahin,SH.M.Hum dari Nyi TI’AH)

    Sutalila dikenal sebagai orang sakti, kesaktiannya terkenal hingga meninggalnya, beliau dimakamkan di pekuburan Bani Indu di dalam kuta. Tahun 1992, pohon besar di tepi utara makam beliu, tumbang kearah tenggara, seperti memilih arah yang tidak menimpa atau merusak makam, termasuk tidak merusak makam sekitarnya (sumber Yudi bin Khafid), penulis juga melihat sendiri, tumbangya pohon besar tersebut tidak menimpa dan tidak merusak makam (ditulis oleh Drs. H. Imam Rumambi, M.Pd.)

  • 4. INDU KASIM

  • 5. INDU JAYUS / INDU WANADIWANGSA / SAMBER ANGIN

  • 6. INDU WAGE

  • 7. INDU SANGKA

  • 8. INDU DOKON

  • 9. INDU GOTOT (Haurgeulis)

    Anak kesembilan dari R. K DINATA adalah GOTOT tinggal bersama istrinya di desa HAURGEULIS Jawa Barat, Silsilahnya belum ditelusuri.

RIWAYAT NAMA INDU :

Versi 1: Indu nama julukan, karena ia suka gamelan . H. Maruf itu keponakan Indu, Indu suka gamelan, rumah dibuat berbalai besar untuk tempat dan pentas gamelan. (sumber: H. Masroer Zaeni)

Versi 2: Indu nama julukan, nama aslinya adalah Jayus, Indu asal kata dari Hindu (agama Hindu), karena Islam belum masuk desa Slatri. Indu sering bakar dupa. Setelah Islam masuk Slatri, Indu pun memeluk Islam. Indu Raden Kertadinata dengan H. Ma’ruf tidak sezaman (sumber: Dra. Khusnul Khotimah dari H. Syarifuddin Kurdi)

Versi 3: Indu nama julukan, nama aslinya adalah Jayus, nama Indu itu karena Jayus bermata kebiru-biruan. Orang menyebut Jayus sebagai Indo, tetapi kebanyakan orang awam menyebutnya sebagai INDU (Sumber: M. Syaechudin bin H. Fadhil).

INDU mempunyai istri 15 orang, dari 15 orang istri tersebut yang mempunyai keturunan hanya 6 orang istri saja, istri-istrinya yang terakses: Istri ke-3 bernama TARWI (Indu + Tarwi: Silsilahnya hampir lengkap). Istri ke-4 bernama RUNDUNG (Indu- Rundung: lahirlah SAYING). Istri ke-5 bernama RASTI (Indu + Rasti: lahirlah: 1. SAYAR dan 2. SAYUR). Istri ke-6 bernama SAKIJEM (Indu – Sakijem: lahirlah: 1. DURMA dan 2. WAHAB). Istri ke-3 adalah TARWI (sumber: Sipah bt Rasilam)

Napak Tilas Buyut Indu :

BATU DI CISEREUH buat duduk buyut indu ngecap (berbekas), orang lain tak mampu (kejengkang) mencabut rumput sekitar batu, turunan Indu yang mampu mencabut rumput tersebut, batu tersebut tidak sembarang orang boleh menduduki.

Setiap INDU bepergian ke luar desa pasti beli apa-apa, asli rumah indu sebelah barat blok pasar, sebelah selatan blok Cilongok, tanah yang pernah dimiliki Indu sangat luas, ada yang di pasar Ketanggungan dan sekitarnya -sekitar stasiun terus ke timur sampai pegadaian Ketanggungan,

Sumur Indu yang sampai sekarang (ketika silsilah ini ditulis 16 Agustus 2013) bermata air melimpah, masih banjir, dengan sumber dan rasa air terbaik di Ketanggungan, beberapa orang terlihat mengambil air dari sumur tersebut tidak dipungut biaya,

wasiat Indu sumur itu tidak boleh dijual, luas sekitar 4 meter persegi, batas selatan rel kereta api, timur H. mukti ali, utara Jumroh, barat keturunan arab.

Konon hubungan antara keturunan arab yang di ketanggungan dengan Indu sangat baik.Selain di Ketanggungan, Indu pernah miliki tanah luas di Slatri – Sitanggal – Kendaga – Indu juga pernah memiliki tanah di blok Pasar Pagi Tegal.

Indu beragama Islam, empat anak perempuannya dari istri ke-3 (TARWI) dihajikan semua, zaman itu naik haji pakai kapal laut. Empat anak laki- laki Indu pasti dibelikan Herly Davidson /Norton (motor besar yang keren di zaman itu) . Nara sumber H Masroer Zaeni

INDU JAYUSMAN + TARWI :

  • 1. WASJAN
  • 2. DISLAM
  • 3. Hj.UMIRI
  • 4. Hj. UMINAH + ( H. Yakub )
  • 5. MURJAN
  • 6. RASILAM
  • 7. Hj. FATHONAH
  • 8. Hj. AFIFAH